BAB VI
PENERAPAN PENGETAHUAN SOSIOLOGI DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT
Standar Kompetensi : Menerapkan nilai dan norma dalam proses pengembangan kepribadian |
Kompetensi Dasar: Menerapkan pengetahuan sosiologi dalam kehidupan bermasyarakat |
Indikator : 1. Menjelaskan pengertian wawasan sosiologis 2. Mendeskripsikan beberapa wawasan sosiologis 3. Mengemukakan kegunaan wawasan sosiologis dalam kehidupan masyarakat |
A. PEMAHAMAN TERHADAP WAWASAN SOSIOLOGIS
Cara terbaik untuk mendefinisikan sosiologi adalah dari segi wawasannya tentang kenyataan sosial. Wawasan sosiologis ini adalah wujud pemahaman pengetahuan sosiologi terhadap kenyataan sosial. Sebuah pemikiran dalam sosiologi pengetahuan menyatakan bahwa supaya suatu masyarakat bertahan dan dapat hidup terus, masyarakat ini harus mengembangkan prosedur-prosedur pemeliharaan kenyataan (realiti maintenance) konstruksi tentang kenyataan sosial tergantung dari wawasan sosiologisnya.
Wawasan adalah suatu sudut pandang atau suatu cara khusus untuk mengamati sesuatu dan menatanya sedemikian rupa sehingga menjadi bermakna dan dapat dipahami.
Wawasan sosiologis berarti cara memandang sesuatu dengan menggunakan sudut pandang sosiologi sehingga kemudian menjadi bermakna dan dapat dipahami.
B. BEBERAPA WAWASAN SOSIOLOGIS:
a. Wawasan masyarakat
Menurut Durkheim, masyarakat merupakan kenyataan yang objektif secara mandiri dan bebas dari individu-individu yang merupakan anggotanya. Kehidupan sosial dimengerti dalam sifat hakikat masyarakat itu sendiri. Masyarakat bukanlah sekedar penjumlahan individu saja, melainkan suatu sistem yang dibentuk dari hubungan antarindividu dan mempunyai ciri tersendiri. Keseragaman-keseragaman tingkah laku yang ditemukan dalam masyarakat tersebut bukanlah sifat asli setiap masyarakat tertentu, tetapi ditentukan oleh masyarakat dan luas jangkauannya. Misalnya, bangsa Inggris yang selalu antri dengan teratur di tempat perhentian bus atau bioskop, tetapi tidak disiplin sebagai pejalan kaki waktu menyeberang adalah produk masyarakat.
Wawasan masyarakat yang dimiliki oeleh sosiolog juga dikemukakan oleh Erving Goffman dengan melihat perilaku individunya. Perilaku individu dalam masyarakat mempunyai dua sifat, yaitu:
1. Sifat duniawi (profan)
2. Sifat keramat (sakral)
Wawasan masyarakat yang dimiliki oleh sosiolog perlu dibatasi ruang lingkupnya. Himbauan tersebut datang dari Dahrendorf. Ia memberikan perhatian pada konsekuensi moral dari pengetahuan sosiologis, yaitu akibat terhadap masyarakat bahwa manusia adalah hasil dari determinasi sosial. Jika manusi hanya perilaku peranan, maka akan membawa dirinya dalam alienasi (keterasingan).
b. Wawasan sistem sosial
Wawasan sistem sosial merupakan pengembangan dari wawasan masyarakat. Sistem sosial didefinisikan sebagai sebuah bentuk sistem yang paling mendasar, yaitu terdiri dari sejumlah aktor-aktor individu yang saling berinteraksi dalam situasi yang sekurang-kurangnya mempunyai aspek lingkungan atau fisik, aktor-aktor yang mempunyai motivasi dalam artian mempunyai kecenderungan untuk mengoptimalkan kepuasan, yang berhubungan dengan situsi yang didefinisikan dan dimensi dalam sebuah term simbol bersama yang berstruktur secara kultural. Jadi, dalam sistem sosial terdapat unsur aktor, interaksi, lingkungan, optimalisasi kepuasan dan kultur.
Dalam membahas wawasan sistem sosial, maka perlu dibahas karakteristik sistem. Menurut Parsons, sitem mempunyai karakteristik sebagai berikut:
a) sistem memiliki properti keteraturan dan bagian-bagian yang saling bergantung
b) sistem cenderung bergerak ke arah mempertahankan keteraturan diri atau keseimbangan
c) sistem mungkin statis atau bergerak dalam proses perubahan yang teratur
d) sifat dasar bagian suatu sistem berpengaruh terhadap bentuk bagian-bagian lain.
e) Sistem memelihara batas-batas dengan lingkungannya
f) Alokasi dan integrasi merupakan dua proses fundamental yang diperlukan untuk memelihara keseimbangan sistem
g) Sistem cenderung menuju ke arah pemeliharaan keseimbangan diri yang meliputi pemeliharaan batas dan pemeliharaan hubungan antara bagian-bagian dengan keseluruhan sistem, mengendalikan lingkungan yang berbeda-beda, dan mengendalikan kecenderungan untuk merubah sistem dari dalam.
Agar bertahan (survive), suatu sistem harus memiliki empat fungsi yaitu:
a) Adaptasi
b) Pencapaian tujuan
c) Integrasi
d) Latensi atau pemeliharaan pola.
Dari definisi dan karakteristik sistem sosial tersebut, pada hakikatnya sistem sosial mempunyai persyaratan sebagai berikut:
a) bukan sekedar impersonal
b) deterministik
Menurut Parsons, sistem sosial mempunya komponen-komponen seperti kolektivitas, norma, dan nilai. Komponen tersebut menyebabkan sistem sosial juga mempunyai persyaratan yaitu:
a) Sistem sosial harus berstruktur (ditata) sedemikian rupa sehingga dapat beroperasi dalam hubungan yang harmonis dengan sistem lainnya
b) Untuk menjaga kelangsungan hidupnya, sistem sosial harus mendapatkan dukungan yang diperlukan dari sistem yang lain
c) Sistem sosial harus mampu memenuhi kebutuhan para aktornya dalam proporsi yang signifikan
d) Sistem sosial harus mampu melahirkan partisipasi yang memadai dari para naggotanya
e) Sistem sosial harus mampu mengendalikan perilaku yang berpotensi mengganggu
f) Sistem sosial harus mampu mengendalikan konflik yang akan menimbulkan kekacauan
g) Untuk kelangsungan hidupnya, sistem sosial memerlukan bahasa.
Nilai terpenting dari wawasan sistem sosial adalah dapat dikembangkan suatu kerangka yang dapat memperlihatkan bagaimana aspek-aspek kehidupan sosial yang beraneka ragam saling berhubungan.
Menurut Pansons, aktor dan sistem sosial saling berhubungan dan terdapat penyesuaian karena sosialisasi sehingga tetap saja ada sejumlah perbedaan individual dalam sistem sosial. Namun, hal tersebut tidak menjadi masalah dalam mencapai keteraturan karena:
a) Sejumlah mekanisme pengendalian sosial dapat digunakan untuk mendorong ke arah penyesuaian.
b) Sistem sosial harus menghormati perbedaan, bahkan penyimpangan tertentu. Sistem sosial yang lentur lebih kuat dari pada yang kaku, yang tidak dapat menerima penyimpangan.
c) Sistem sosial harus menyediakan berbagai jenis peluang untuk berperan, sehingga memungkinkan bermacam-macam kepribadian yang berbeda untuk mengungkapkan diri mereka sendiri tanpa mengancam integrasi sistem.
Dengan demikian, sosialisasi dan kontrol sosial adalah mekanisme utama yang memungkinkan sistem sosial mempertahankan keseimbangan. Individu dan penyimpangan diakomodasi, tetapi bentuk-bentuk yang lebih ekstrim harus ditangani dengan mekanisme penyembangan ulang.
Selain aktor dan sosialisasi, masyarakat juga komponen penting bagi sistem sosial karena masyarakat merupakan kolektivitas yang mencukupi kebutuhan hidupnya, anggotanya mampu memenuhi seluruh kebutuhan kolektif dan individualnya. Selain itu, masyarakat juga berada dalam kerangkanya sendiri.
c. Wawasan kekuasaan dan konflik
Wawasan kekuasaan dan konflik menuntut untuk menanyakan siapa yang patuh pada siapa, peranan siap yang dimainkan dan siap yang memainkannya, dan kebutuhan siapkah yang disebut sebagai kebutuhan system atau masyarakat. Wawasan kekuasaan dan konflik ini menempatkan perhatiannya pada pembagian kekuasaan dan keteraturan sosial yang tergantung pada pembagian kekuasaan. Dengan wawasan ini, sosiolog dapat mempelajari tentang keteraturan sosial yang tercipta secara harmonis dan konflik bisa dibatasi atau ditekan sekecil mungkin.sosiolog juga memahami masyarakat sebagai kelompok dan kelas-kelas yang potensial berada dalam konflik dan posisi mereka bergantung pada distribusi kekuasaan di masyarakat.
Wawasan kekuasaan dan konflik menurut Dahrendorf mempunyai karakteristik yang berbeda dengan wawasan sostem. Karakteristik wawasan kekuasaan dan konflik antara lain:
a) Setiap saat terdapat proses perubahan dalam masyarakat
b) Pertikaian dan konflik terjadi dalam system sosial
c) Elemen kemasyarakatan menyumbang munculnya disintegrasi dan perubahan
d) Keteraturan yang terdapat dalam masyarakat berasal dari pemaksaan terhadap anggotanya oleh mereka yang berada di atas (berkuasa)
e) Tedapat peran kekuasaan dalam mempertahankan ketertiban masyarakat dan masyarakat disatukan dengan ketidakbebasan yang disatukan
f) Otoritas dalam masyarakat berperan dalam bentuk tersiratnya, yaitu superordinasi dan subordinasi. Kelompok superordinat memegang posisi otoritas, sedangkan kelompok subordinat mempunyai kepentingan tertentu. Keduanya saling bertentangan. Di dalam setiap asosiasi, orang yang berada pada posisi superordinat berusaha mempertahankan status quo, sedangkan orang yang berada pada posisi subordinat berupaya mengadakan perubahan.
g) Masyarakat mempunyai dua wajah, yaitu konflik dan consensus sehingga sosiolog harus menguji nilai integrasi dalam masyarakat dan juga menguji konflik kepentingan dan penggunaan kekerasan yang mengikat masyarakat tersebut.
d. Wawasan individualistik atau fenomenologis
Perspektif individualistic atau fenomenologis lebih memperhatikan hal yang dianggap gejala sosial sehari-hari. Wawasan tersebut juga meneliti struktur masyarakat yang bertitik tolak pada konstruksi individu terhadap dunia sosial, meliputi tingkah laku yang pantas atau layak, dan hirarkhi status dalam kehidupan sehari-hari.
Wawasan individualistik atau fenomenologis melihat perspektif dan penafsiran oleh individu yang berpengaruh dalam masyarakat. Individu tidak hanya bertindak sebagai definisi tentang situasi, tetapi dalam tindakannya ia akan berusaha mempengaruhi orang lain agar menerima penafsirannya terhadap situasi tersebut, bahkan mendesak orang lain untuk setuju dengan pendapatnya.
C. PENERAPAN WAWASAN SOSIOLOGIS DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT
Sebagaimana telah diuraikan pada awal pembelajaran, bahwa pengetahuan sosiologi menelaah gejala-gejala yang wajar dalam masyarakat, seperti norma-norma, kelompok-kelompok sosial, lapisan-lapisan dalam masyarakat, lembaga-lembaga kemasyarakatan, sosial dan kebudayaan, serta perwujudannya. Namun, tidak semua unsur tersebut berjalan lancar, dalam arti sebagaimana dikehendaki oleh masyarakat yang bersangkutan.Situasi ini mendorong munculnya kekecewaan-kekecewaan dan bahkan penderitaan bagi warga masyarakat. Untuk memecahkan kondisi ini banyak para ahli menerapkan pengetahuan sosiologi. Hal ini dikarenakan objek kajian sosiologi adalah masyarakat.
Selain sebagai alat untuk memecahkan masalah, keberadaan sosiologi digunakan pula dalam perencanaan sosial dan pembangunan. Apa dan bagaimana kegunaannya, akan dipelajari pada materi di bawah ini.
a. Penerapan Sosiologi dalam Perencanaan Sosial
Pengetahuan sosiologi sering diterapkan dalam perencanaan sosial. Dalam membuat sebuah perencanaan tentunya seorang ahli harus memahami betul seluk-beluk kehidupan masyarakat yang menjadi objek perencanaan sosial. Untuk memahami masyarakat Sebagai ilmu yang mempelajari gejala-gejala yang wajar dalam masyarakat, mampukah sosiologi memecahkan masalah-masalah sosial yang timbul dalam kehidupan masyarakat? inilah, seorang ahli menerapkan ilmu sosiologi. Jadi, jelaslah betapa pentingnya pengetahuan sosiologi dalam perencanaan sosial. Lantas apa yang dimaksud dengan perencanaan sosial itu?
Perencanaan sosial adalah suatu kegiatan untuk mempersiapkan masa depan kehidupan manusia dalam masyarakat secara ilmiah yang bertujuan untuk mengatasi kemungkinan timbulnya masalah pada masa-masa terjadi perubahan. Perencanaan sosial lebih bersifat preventif. Oleh karena itu, kegiatannya merupakan pengarahanpengarahan dan bimbingan-bimbingan sosial mengenai cara-cara hidup masyarakat yang lebih baik. Oleh karena itu, berbagai perencanaan sosial dibuat.
Secara sosiologi, perencanaan sosial didasarkan pada perincian pekerjaan yang harus dilakukan dalam rangka mempersiapkan masa depan yang lebih baik daripada sebelumnya. Contoh, pada masa perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi seperti saat ini, tentunya akan membawa dampak positif maupun negatif. Hal ini berarti diperlukan persiapan untuk menggunakan perencanaan dengan meningkatkan kemampuan masyarakat demi mencapai kemajuan. Sehingga teknologi bukan menjadi beban dan justru tidak bermanfaat bagi kehidupan masyarakat.
Menurut Ogburn dan Nimkoft (sebagaimana dikutip Soerjono Soekanto: 1987), terdapat beberapa persyaratan suatu perencanaan dapat berjalan efektif. Syarat-syarat tersebut antara lain:
a. Adanya unsur modern dalam masyarakat yang mencakup suatu sistem ekonomi. Sebagai contohnya telah dipergunakan uang, urbanisasi yang teratur, inteligensia di bidang teknik dan ilmu pengetahuan suatu sistem administrasi yang baik.
b. Adanya sistem pengumpulan keterangan dan analisis yang baik.
c. Terdapatnya sikap publik yang baik terhadap usaha-usaha perencanaan sosial.
d. Adanya pimpinan ekonomis dan politik yang progresif.
Selain itu, Soerjono Soekanto menambahkan bahwa suatu konsentrasi wewenang juga diperlukan untuk merumuskan dan menjalankan perencanaan sosial, supaya perencanaan tidak terseret oleh perubahan-perubahan sebagai akibat tekanan-tekanan dari golongan tertentu.
Secara umum, perencanaan sosial dibuat dalam rangka mengatasi berbagai rintangan dalam pembangunan. Suatu perencanaan perlu adanya kerja sama antarwarga masyarakat. Dalam hal ini, diperlukan usaha-usaha yang komunikatif dalam hubungan sosial sehingga kesepakatan bersama dalam suatu kolektif dapat tercapai.
Untuk mencapai kesepakatan inilah pengetahuan sosiologi memegang peranan penting. Hal ini dikarenakan pengetahuan sosiologi erat kaitannya dengan berbagai unsur kebudayaan seperti nilai, norma, sikap serta peranan-peranan sosial yang dianggap mampu mengajak masyarakat untuk bekerja sama guna meningkatkan taraf kehidupan sosial.
Pada dasarnya terdapat beberapa kegunaan atau manfaat penerapan sosiologi dalam perencanaan sosial, kegunaan-kegunaan tersebut antara lain:
a. Sosiologi mempunyai dasar kemampuan mendalam tentang perkembangan kebudayaan masyarakat dari taraf yang tradisional sampai pada taraf kebudayaan yang modern. Dengan demikian, proses penyusunan dan pengenalan suatu perencanaan sosial relatif lebih mudah dilakukan.
b. Sosiologi mempunyai dasar kemampuan memahami hubungan manusia dengan alam sekitarnya, hubungan antargolongan dalam masyarakat, memahami proses perubahan dan pengaruh-pengaruh penemuan baru terhadap masyarakat. Hal ini berarti cara kerja sosiologi atas dasar kenyataan faktual dalam masyarakat, sehingga rancangan perencanaan relatif dapat dipercaya.
c. Sosiologi mempunyai disiplin ilmu yang objektif. Hal ini berarti proses pelaksanaan kerjanya lebih didasarkan pada spekulasi dan harapan yang ideal.
d. Menurut pandangan sosiologi, perencanaan sosial merupakan alat untuk mengetahui perkembangan kehidupan masyarakat, sehingga perencanaan tersebut dapat bermanfaat dalam menghimpun kekuatan sosial dalam rangka menciptakan ketertiban masyarakat.
e. Dengan berpikir secara sosiologis, maka perencanaan sosial dapat dimanfaatkan untuk mengetahui batas-batas keterbelakangan dan kemajuan masyarakat di bidang kebudayaan.
b. Penerapan Sosiologi dalam Penelitian
Selain diterapkan dalam perencanaan sosial, keberadaan sosiologi diterapkan pula dalam dunia penelitian. Sosiologi memiliki metodemetode penelitian sebagaimana halnya dengan ilmu-ilmu lainnya.
Objek penelitian sosiologi mengacu hampir seluruh aspek kehidupan manusia, terutama aspek yang berhubungan dengan interaksi antarmanusia dalam masyarakat. Selain itu, tugas sosiologi adalah mencari dan menemukan data faktual tentang kebenaran yang terlepas dari nilai-nilai subjektif. Informasi sosiologi yang disajikan senantiasa ditemukan melalui metode-metode ilmiah yang sudah teruji.
Sosiologi dalam penelitian tentang tindakan sosial dalam masyarakat selalu bersandar pada interpretasi yang logis, objek diutamakan pada situasi yang dialami, diketahui dan dilihat, sehingga asumsi-asumsinya dapat dibuktikan. Selain itu penelitian sosiologis lebih mengutamakan hasil yang objektif serta bebas dari kecenderungan baik dan buruk. Oleh karena itu, di abad perubahan seperti sekarang ini dengan corak kehidupan sosial yang kompleks dan rumit penelitian sosiologis sangat dibutuhkan untuk mengungkap masalah yang faktual.
Atas dasar kenyataan tersebut, maka tidak mengherankan jika pengetahuan sosiologi banyak digunakan di berbagai kalangan praktisi pihak-pihak swasta, pemerintah dan banyak pula dimanfaatkan oleh peneliti-peneliti dari disiplin ilmu lainnya.
Banyak organisasi-organisasi swasta, lembaga-lembaga pengumpul pendapat umum dan penelitian pasar, organisasi-organisasi industri dan manufaktur serta lembaga-lembaga profesional, menggunakan penelitian sosiologi. Oleh karenanya, para sosiolog dipandang sebagai personal yang memiliki kemampuan untuk duduk dalam berbagai jabatan, seperti bidang personalia, hubungan kerja atau perburuhan, dan berbagai anggota tim jenis evalusi tingkat kriminalitas, pencemaran lingkungan dan banyak lagi bidang yang berhubungan dengan kepentingan soal-soal kemasyarakatan.
c. Penerapan Sosiologi dalam Pembangunan
Tahukah kamu apa yang dimaksud dengan pembangunan? Istilah pembangunan sering kita dengar pada masa Orde Baru. Pada masa pertumbuhan dan perkembangan seperti saat ini konsep pembangunan merupakan suatu ideologi yang menggambarkan kegiatan-kegiatan dalam upaya mengejar pertumbuhan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Suatu proses pembangunan perlu adanya kemauan keras serta kemampuan untuk memanfaatkan potensi-potensi yang tersedia dalam masyarakat. Berbagai perencanaan perlu disusun dan digelar dalam rangka menghimpun kekuatan masyarakat dalam usaha mencapai tingkat kesejahteraan yang lebih tinggi. Menurut Soerjono Soekanto (1987), suatu proses pembangunan berkaitan dengan pandangan optimis, yang berwujud usaha-usaha untuk mencapai taraf kehidupan yang lebih daripada apa yang telah dicapai.
Secara sosiologi, fokus utama yang menjadi prioritas dalam pembangunan adalah usaha untuk mencapai perbaikan ekonomi dan tidak hanya terbatas pada golongan elite saja melainkan secara menyeluruh dan merata sampai pada lapisan terbawah. Dengan kata lain, pembangunan dalam arti kata sosiologi ditujukan pada pemberantasan terhadap angka kemiskinan. Kepekaan dan kemajuan pemikiran sosiologi inilah yang menjadikan pengetahuan sosiologi diterapkan dalam pembangunan.
Selain itu, prosedur penelitian kuantitatif dan kualitatif dalam sosiologi merupakan pemikiran gabungan yang paling maju. Sehingga metode ini sering digunakan untuk menuntun proses pembangunan dapat lebih objektif dan efisien.
Menurut Soerjono Soekanto, kegunaan sosiologi bagi pembangunan dapat diidentifikasi melalui beberapa tahap. Pada tahap perencanaan, sosiologi digunakan dalam mengidentifikasi kebutuhan-kebutuhan sosial, pusat perhatian sosial, stratifikasi sosial, pusat-pusat kekuasaan serta sistem dan saluran-saluran komunikasi sosial. Pada tahap pelakasanaan, sosiologi digunakan untuk mengadakan identifikasi terhadap kekuatan-kekuatan sosial dalam masyarakat serta mengamat-amati proses perubahan sosial yang terjadi. Sedangkan pada tahap evaluasi dapat diadakan suatu analisis terhadap efek-efek sosial dari pembangunan tersebut. Dengan demikian, pembangunan menurut konsep sosiologis adalah proses peningkatan taraf hidup masyarakat yang didasarkan pada realitas sosial.
d. Penerapan Sosiologi dalam Pemecahan Masalah Sosial
Sebagaimana ilmu tentang masyarakat, sosiologi mempunyai peranan besar dalam upaya-upaya pemecahan masalah sosial. Bahkan upaya pemecahan masalah sosial secara terperinci dipelajari dalam kajian ilmu sosiologi. Oleh karena itu, sosiologi menyuguhkan metode-metode sosial yang mampu menjadi metode penanggulangan masalah-masalah tersebut.
Menurut Roucek dan Warren, masalah sosial merupakan masalah yang ditimbulkan oleh masyarakat itu sendiri. Dengan demikian, masalah sosial adalah masalah yang melibatkan sejumlah besar manusia dalam pemenuhan kehendak biologis dan sosial. Sebagai contohnya, masalah yang berhubungan dengan terjadinya benturan institusi, rendahnya pengawasan sosial atau kegagalan dalam menjalankan kaidah-kaidah.
Berbagai usaha dan cara telah banyak dilakukan untuk menanggulangi masalah-masalah sosial, akan tetapi belum ada metode yang ampuh untuk mengatasinya. Kesulitan ini dikarenakan masalahmasalah yang timbul tidaklah selalu sama, baik latar belakang, waktu maupun pengaruh-pengaruh yang menyertainya. Selain itu, metode dan analisis yang ada dalam masyarakat tidak mampu mengimbangi cepatnya perubahan-perubahan yang terjadi.
Untuk memecahkan kesulitan ini, pengetahuan sosiologi menyuguhkan beberapa metode yang dirasa tepat dalam menanggulangi masalah sosial (Abdulsyani: 1987) yaitu:
1. Metode coba-coba (trial and error methods), yaitu cara penanggulangan masalah sosial yang paling sederhana. Metode ini sering digunakan untuk menanggulangi masalah sosial pada masyarakat yang masih tergolong sederhana. Dengan bantuan seorang dukun, atau dengan memberikan sesajen yang diletakkan pada tempat-tempat tertentu.
2. Metode analisis, yaitu cara penanggulangan masalah sosial dengan melakukan penelitian-penelitian secara ilmiah. Para peneliti melakukan pengumpulan data sebagai dasar untuk mencari penyebab-penyebab timbulnya masalah sosial yang sedang terjadi, atau secara langsung menerapkan hasil keputusan pemikiran-pemikiran tertentu untuk meniadakan masalah sosial tersebut. Penerapan metode ini selalu disertai oleh pertimbanganpertimbangan tertentu terhadap nilai-nilai sosial beserta adat istiadat masyarakat setempat agar terdapat keseimbangan dan kerja sama yang harmonis dalam usaha penanggulangan masalahmasalah sosial tersebut.
3. Perencanaan sosial, yaitu suatu metode yang didasarkan pada fakta-fakta menurut hasil penelitian-penelitian ilmiah dan bukan berdasarkan pengalaman-pengalaman praktis atau penelitianpenelitian tanpa perhitungan. Pemikirannya adalah usaha yang berorientasi pada masa depan dengan ukuran waktu dan biaya yang telah diterapkan. Perencanaan sosial berarti usaha memperhitungkan dan menciptakan kehidupan masyarakat yang lebih serasi dengan lajunya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
UJI KOMPETENSI
A. Pilihlah salah satu jawaban yang paling tepat!
1. Suatu sudut pandang atau cara mengamati sesuatu dan menatanta sedemikian rupa sehingga menjadi bermakna dan dapat dipahami disebut….
a. asumsi
b. hipotesis
c. kesimpulan
d. proposisi
e. wawasan
2. Dalam perspektif sosiologi, wawasan masyarakat itu begitu penting, karena masyarakat merupakan suatu kenyataan objektif, bebas dari individu-individu yang merupakan anggotanya. Konsep masyarakat ini dikemukakan oleh….
a. Max Weber
b. Wright Mills
c. Emile Durkheim
d. Erving Goffman
e. Richard Hoggart
3. Hakim menjelaskan kepada narapidana bahwa perbuatannya merupakan tindakan yang merusak kehidupan masyarakat sehingga masyarakat tidak mentolerir, tindakan tersebut merupakan salah satu contoh….
a. wawasan masyarakat
b. wawasan system sosial
c. wawasan kekuasaan
d. wawasan konflik
e. wawasan individualistic
4. Wawasan masyarakat sering dikritik karena melihat masyarakat sebagai sesuatu kekuatan gaib yang mengontrol individu sebagaimana seorang dalang memainkan wayang-wayangnya. Wawasan masyarakat seperti ini dapat dikatakan bersifat….
a. Individualistis
b. Universal
c. Kolektif
d. Deterministis
e. Egois
5. Perilaku individu dalam masyarakat yang ditentukan oleh peranan sosial dan tidak dapat ditawar adalah bersifat….
a. Profan
b. Sakral
c. Profil
d. Egois
e. Sentimen
6. Ahli sosiologi yang mengimbau agar sosiologi membatasi ruang lingkupnya dengan konsekuensi moral dari pengetahuan sosiologis adalah….
a. Max Weber
b. Emile Durkheim
c. Erving Goffman
d. Dahrendorf
e. Talcott Parsons
7. Nilai terpenting dari wawasan system adalah bahwa ia memungkinkan kita untuk mengembangkan suatu kerangka dalam aspek kehidupan sosial yang beraneka ragam, dan nilai yang terpenting dapat dilakukan melalui….
a. Mempertahankan diri sendiri
b. Mengesampingkan pendapat orang lain
c. Saling berhubungan dan berinteraksi dengan orang lain
d. Membatasi diri dengan individu lain
e. Membentuk asosiasi antarindividu
8. Manusia dapat dikatakan sebagai system sosial jika memenuhi beberapa persyaratan di bawah ini, kecuali….
a. Ada interaksi diantara mereka
b. Mempunyai tujuan yang jelas
c. Adanya ikatan kesepakatan diantara mereka
d. Memenuhi aturan atau norma yang dianut
e. Interaksi yang terjadi hanya satu arah
9. Sumbangan terpenting dari wawasan system sosial adalah….
a. Definisi
b. Apologi
c. Prediksi
d. Ambisi
e. Polisemi
10. Istilah yang berkaitan dengan suatu perubahan yang disengaja akan menghasilkan reaksi tertentu sehingga keseimbangan dapat dipulihkan adalah….
a. Status quo aye
b. Status quo ente
c. Status quo ebe
d. Status quo etic
e. Status quo estimate
11. Wawasan kekuasaan dan konflik menempatkan perhatian utamanya pada pembagian kekuasaan di dalam masyarakat, terutama pada masyarakat….
a. Keteraturan sosial
b. Interaksi sosial
c. Tindakan sosial
d. Integrasi sosial
e. Konflik sosial
12. Konsep mereka dan kita dikemukakan dalam….
a. Wawasan fenomenologis
b. Wawasan individualistic
c. Wawasan kekuasaan dan konflik
d. Wawasan system sosial
e. Wawasan masyarakat
13. Dunia mereka adalah dunia majikan (bosses) dalam wawasan kekuasaan dan konflik, dikemukakan oleh….
a. Max Weber
b. Wright Mills
c. Emile Durkheim
d. Erving Goffman
e. Richard Hoggart
14. Wawasan kekuasaan berpegang teguh pada pandangan bahwa masyarakat terbentuk dari adanya….
a. Problema sosial
b. Integrasi sosial
c. Kelas-kelas sosial
d. Interaksi sosial
e. Konflik sosial
15. Konflik dapat terjadi dalam masyarakat. Berikut ini factor penyebab konflik, kecuali….
a. Perbedaan kepentingan
b. Adanya kesamaan tujuan
c. Perbedaan keturunan
d. Perbedaan ras dan etnis
e. Perbedaan sudut pandang
16. Wawasan individualistic yang perhatiannya kepada orang-orang tertentu saja disebut….
a. Esoteric
b. Impersonal
c. Egoistis
d. Egosentris
e. Internalisasi
17. Wawasan individualistic meneliti struktur masyarakat dengan bertitik tolak pada konstruksi terhadap dunia sosialnya, yaitu….
a. Individu-individu
b. Individu-kelompok
c. Individu-institusi
d. Individu-komunitas
e. Individu-lingkungan
18. Ramalan sosiologi digunakan sebagai bahan untuk….
a. Konsultasi kebijakan
b. Komunikasi massa
c. Komparasi data
d. Spekulasi politis
e. Pencarian nilai utlak
19. Perhatian sosiolog pada pengumpulan dan penggunaan data menjadi karya ilmiah merupakan peran sosiolog sebagai….
a. Ahli riset
b. Data entry
c. Konsultan kebijakan
d. Teknisi
e. Guru
20. Seorang sosiolog dalam menyampaikan informasi kepada masyarakat harus bersikap….
a. Proporsional dan akuntabel
b. Netral dan subjektif
c. Valid dan akurat
d. Netral dan objektif
e. Demokratis dan transparan
B. Jawablah pertanyaan-pertanyaan berikut dengan benar!
1. Sebutkan pengertian wawasan sosiologis!
2. Sebutkan beberapa wawasan sosiologis yang kamu ketahui!
3. Apakah yang menjadi perhatian dari perspektif individualistik?
4. Mengapa sosiologi juga berperan dalam masyarakat?
5. Apa peran sosiolog dalam memberikan konsultasi terhadap kebijakan sosial yang akan diambil?
0 Response to "BAB VI PENERAPAN PENGETAHUAN SOSIOLOGI DALAM KEHIDUPAN MASYARAKAT"