SOSIOLOGI SEBAGAI ILMU YANG MENGKAJI HUBUNGAN MASYARAKAT DAN LINGKUNGAN


BAB I
SOSIOLOGI SEBAGAI ILMU YANG MENGKAJI
HUBUNGAN MASYARAKAT DAN LINGKUNGAN


Standar Kompetensi :
Memahami perilaku keteraturan hidup sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku dalam masyarakat
Kompetensi Dasar :
Menjelaskan fungsi sosiologi sebagai ilmu yang mengkaji hubungan masyarakat dan lingkungan
Indikator : :
Ø Menjelaskan definisi sosiologi sebagai ilmu dan metode
Ø Mengemukakan konsep-konsep tentang realitas sosial budaya
Ø Menyimpulkan hubungan antara berbagai konsep tentang realitas sosial
Ø Mengidentifikasi data sosiologis tentang realitas sosial masyarakat
A. DEFINISI SOSIOLOGI SEBAGAI ILMU DAN METODE
1. LATAR BELAKANG LAHIRNYA SOSIOLOGI
Sosiologi termasuk ilmu yang paling muda dari ilmu-ilmu sosial yang ada. Semua ilmu pengetahuan yang kita ketahui selama ini, pernah menjadi bagian dari filsafat yang merupakan induk dari segala ilmu pengetahuan. Filsafat pada masa itu mencakup pula segala usaha pemikiran mengenai masyarakat. Dengan makin berkembangnya zaman serta tumbuhnya peradaban manusia, berbagai ilmu pengetahuan yang semula tergabung dalam filsafat mulai memisahkan diri. Ilmu tersebut kemudian berkembang dan mengejar tujuan masing-masing.
Astronomi dan fisika merupakan ilmu yang pertama kali memisahkan diri dari filsafat. Kemudian diikuti oleh ilmu kimia, biologi dan geologi. Pada abad ke -19, dua ilmu pengetahuan baru muncul, yaitu psikologi dan sosiologi. Dengan demikian, timbullah sosiologi sebagai ilmu pengetahuan. Di dalam proses pertumbuhannya, sosiologi dapat dipisahkan dari ilmu-ilmu kemasyarakatan lainnya seperti ekonomi dan sejarah.
Sosiologi yang merupakan pemikiran terhadap masyarakat lambat laun menjadi ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri. Banyak usaha baik bersifat ilmiah maupun non ilmiah yang membentuk sosiologi sebagai ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri. Faktor pendorong utama munculnya sosiologi adalah meningkatnya perhatian terhadap kesejahteraan masyarakat dan perubahan-perubahan yang terjadi di dalamnya.
Di Amerika Serikat, sosiologi dihubungkan dengan usaha-usaha untuk meningkatkan keadaan-keadaan sosial manusia. Selain itu, sebagai pendorong untuk menyelesaikan persoalan yang ditimbulkan oleh kejahatan, pelacuran, pengangguran, kemiskinan, konflik, peperangan dan masalah-masalah sosial lainnya.
Banyak ahli sepakat bahwa faktor yang melatarbelakangi kelahiran sosiologi adalah karena adanya krisis yang terjadi di dalam masyarakat. Menurut Peter L. Berger pemikiran lahirnya sosiologi berkembang pada saat masyarakat menghadapi ancaman terhadap hal yang selama ini dianggap sebagai hal yang memang sudah seharusnya demikian, benar dan nyata
Peristiwa apa sajakah yang oleh pakar mengenai masyarakat diaggap sebagai ancaman terhadap hal-hal yang pada zaman mereka telah diterima sebagai kenyataan maupun kebenaran? Menurut Berger, salah satu ancaman tersebut adalah munculnya disintegrasi masyarakat pada abad pertengahan.
L. Laeyendecker mengatakan lahirnya sosiologi adalah akibat adanya serangkaian perubahan jangka panjang yang melanda Eropa Barat. Proses perubahan yang teridentifikasi oleh L. Laeyendecker diantaranya adalah:
1. Tumbuhnya kapitalisme pada akhir abad 15
2. Perubahan sosial politik di Eropa
3. Lahirnya ilmu Pengetahuan dan teknologi modern
4. Meningkatnya individualisme
5. Berkembang kepercayaan pada diri sendiri
6. Revolusi industri abad ke 18
7. Revolusi Perancis
Pada abad ke -19 seorang filosof berkebangsaan Perancis bernama Auguste Comte, telah menulis beberapa buku. Buku tersebut berisi pendekatan-pendekatan umum untuk mempelajari masyarakat. Dia berpendapat bahwa ilmu pengetahuan mempunyai urutan tertentu berdasarkan logika. Selain itu, ia juga berpendapat bahwa setiap penelitian dilakukan melalui tahap-tahap tertentu untuk kemudian mencapai tahap akhir, yaitu ilmiah. Oleh sebab itu, Auguste Comte menyarankan agar semua penelitian terhadap masyarakat ditingkatkan menjadi suatu ilmu tentang masyarakat yang berdiri sendiri. Berdasarkan kondisi tersebut, dapat dikatakan bahwa sosiologi merupakan ilmu pengetahuan kemasyarakatan umum yang merupakan hasil terakhir dari perkembangan ilmu pengetahuan. Sosiologi lahir pada saat-saat terakhir perkembangan ilmu pengetahuan karena didasarkan pada kemajuan-kemajuan yang telah dicapai oleh ilmu-ilmu pengetahuan lainnya.
Lahirnya sosiologi tercatat pada tahun 1842, tatkala Auguste Comte menerbitkan jilid terakhir dari bukunya yang berjudul Positive-Philosophy. Beberapa pandangan penting yang dikemukakan oleh Auguste Comte adalah tentang ” Hukum Kemajuan Manusia” atau ”Hukum Tiga Jenjang”. Menurut hukum ini, sejarah akan melewati tiga jenjang yang mendaki.
Pertama : Jenjang Teologi.
Pada jenjang ini manusia mencoba menjelaskan gejala di sekitarnya dengan mengacu pada hal-hal yang bersifat adikodrati.
Kedua : Jenjang Metafisika.
Pada jenjang ini manusia mengacu pada kekuatan-kekuatan metafisik atau abstrak.
Ketiga : Jenjang Positif
Pada jenjang ini penjelasan gejala alam ataupun sosial dilakukan dengan mengacu pada deskripsi ilmiah.
Menurut P.J. Bouman, sejarah perkembangan sosiologi sebagai ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri mengalami 4 tahap perkembangan yaitu :
1. Tahap Pertama
Pemikiran sosiologi merupakan bagian dari fifsafat yang secara khusus membahas tentang masyarakat yaitu filsafat sosial
2. Tahap Kedua
Pemikiran sosiologi dipengaruhi oleh pemikirian hukum kodrat / hukum alam yang melandasi segala gejala sosial
3. Tahap Ketiga
Sosiologi berkembang menjadi ilmu pengetahuan yang berdiri sendiri tetapi masih menggunakan motode ilmu pengetahuan alam yang lain
4. Tahap ke empat
Sosiologi tidak hanya berkembang menjadi suatu ilmu mandiri kerena memiliki obyek formal yang khusus tetapi juga telah menemukan konsep-kosep sendiri serta metode yang khusus.
2. PENGERTIAN SOSIOLOGI
a. Konsep dan Definisi Sosiologi
Dalam sosiologi tokoh yang sekarang dianggap sebagai Bapak Sosiologi adalah Auguste Comte, karena ia yang pertama kali memberi nama sosiologi. Secara etimologis istilah sosiologi berasal dari bahasa Latin yaitu socius yang berarti kawan, sahabat, rekan, sekutu, masyarakat. Adapun logos yang berasal dari bahasa Yunani berarti ”kata” atau ”berbicara”. Sosiologi kemudian diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang masyarakat.
Dari segi isi banyak pakar sosiologi yang mengemukakan definisi sosiologi diantaranya adalah:
a) Emile Durkheim
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari fakta-fakta sosial yaitu fakta-fakta yang berisikan cara bertindak, berfikir dan merasakan yang mengendalikan individu.
b) Max Weber
Sosiologi adalah ilmu yang berusaha memahami tindakan sosial melalui penafsiran agar memperoleh suatu penjelasan kausal mengenai tujuan serta akibatnya.
c) Paul B. Harton dan Chester L. Hunt
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari kehidupan kelompok manusia dan hasil dari kehidupan kelompok itu.
d) P.J. Bouman
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajarai kehidupan kelompok manusia dan hubungan kelompok.
e) Peter L. Berger
Sosiologi bertujuan memahami masyarakat sehingga daya tarik sosiologi terletak pada kenyataan yang memungkinkan kita untuk memperoleh gambaran lain mengenai dunia yang telah kita tempati sepanjang hidup.
f) Auguste Comte
1. Sosiologi adalah suatu ilmu yang bertujuan untuk mengetahui masyarakat dan dengan pengetahuan itu seseorang dapat menjelaskan, meramal, serta mengontrol masyarakat.
2. Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari manusia sebagai mahluk yang mempunyai naluri untuk senantiasa hidup bersama degan sesamanya yang terwujud dalam bentuk asosiasi, lembaga maupun peradaban.
g) Roucek dan Warren
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari hubungan manusia dalam kelompok.
h) Pitirim A. Sorokin
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari :
1. Hubungan maupun pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala nonsosial, seperti pengaruh iklim terhadap watak manusia, dan pengaruh kesuburan tanah terhadap pola migrasi penduduk.
2. Ciri-ciri umum dari semua jenis gejala atau fenomena yang terjadi dalam masyarakat.
3. Hubungan maupun pengaruh timbal balik antara berbagai gejala sosial, seperti antara gejala ekonomi dengan agama, keluarga dengan moral, hukum dengan ekonomi, dan gerakan masyarakat dengan politik.
i) William F. Ogburn & Meyer F. Nimkoff
Sosiologi adalah penelitian secara ilmiah terhadap interaksi sosial dan hasilnya yaitu organisasi sosial.
j) Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi
Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari struktur sosial, proses-proses sosial, termasuk perubahan-perubahan sosial. Struktur sosial adalah keseluruhan jalinan antara unsur-unsur sosial yang pokok, yaitu norma sosial, lembaga sosial, kelompok sosial dan lapisan sosial. Proses sosial adalah pengaruh timbal balik antara berbagai segi kehidupan bersama, misalnya pengaruh ekonomi terhadap politik, agama terhadap ekonomi, atau hukum terhadap agama.
b. Hakikat Sosiologi
Apabila sosiologi ditelaah dari sudut hakikatnya, akan dapat membantu memberikan gambaran untuk menetapkan ilmu pengetahuan macam apakah sosiologi itu. Hakikat sosiologi adalah :
1. Sosiologi adalah suatu ilmu sosial karena mempelajari tentang fenomena sosial yang ada dalam masyarakat. Selain itu, sosiologi mempelajari perilaku dan interaksi kelompok, menelusuri asal usul pertumbuhannya, serta menganalisis pengaruh kegiatan kelompok terhadap anggotanya.
2. Sosiologi bukan merupakan disiplin ilmu yang normatif, melainkan suatu disiplin ilmu yang kategoris. Artinya, sosiologi membatasi diri pada apa yang terjadi dewasa ini, bukan mengenai apa yang seharusnya terjadi. Sosiologi tidak menetapkan ke arah mana sesuatu seharusnya berkembang dalam arti memberikan petunjuk-petunjuk yang menyangkut kebijaksanaan kemasyarakatan dari proses kehidupan bersama.
3. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan murni ( pure science ). Pure science adalah ilmu pengetahuan yang bertujuan untuk membentuk dan mengembangkan ilmu pengetahuan secara abstrak serta hanya untuk mempertinggi mutu. Tujuan sosiologi adalah untuk mendapatkan pengetahuan sedalam-dalamnya tentang masyarakat dan bukan untuk mempergunakan pengetahuan tersebut terhadap masyarakat.
4. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan abstrak dan bukan merupakan ilmu pengetahuan yang konkret. Artinya, yang diperhatikan dalam sosiologi adalah bentuk dan pola-pola peristiwa dalam masyarakat.
5. Sosiologi bertujuan untuk menghasilkan pengertian-pengertian dan pola-pola umum. Sosiologi meneliti dan mencari apa yang menjadi prinsip atau hukum umum dari interaksi antarmanusia.
6. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan empiris dan rasional dilihat dari metode yang digunakan, artinya sosiologi didasarkan pada observasi dan akal sehat yang hasilnya tidak bersifat spekulatif.
7. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan umum. Artinya, sosiologi mempelajari gejala yang umum dan selalu ada pada setiap interaksi manusia.
c. Ciri-ciri Sosiologi sebagai Ilmu Pengetahuan
Setelah kita membicarakan tentang hakikat dan sejarah perkembangan sosiologi, pertanyaan yang akan muncul kemudian adalah apakah sosiologi itu benar-benar merupakan suatu ilmu pengetahuan ?
Ilmu pengetahuan (science) adalah pengetahuan (knowlegde) yang tersusun secara sistematis dengan menggunakan kekuatan pemikiran serta selalu dapat diperiksa dan ditelaah (dikontrol) dengan kritis oleh setiap orang yang ingin mengetahuinya. Perumusan tersebut masihlah sangat jauh dari kesempurnaan. Namun, yang terpenting adalah bahwa perumusan tersebut telah mencakup beberapa unsur pokok yang tergabung dalam suatu kebulatan. Unsur-unsur pokok tersebut, antara lain pengetahuan, tersusun secara sistematis, menggunakan pemikiran dan dapat dikontrol secara kritis oleh orang lain atau umum.
Sebagai ilmu sosial yang obyeknya masyarakat, sosiologi mempunyai ciri-ciri utama sebagai berikut :
1. Sosiologi bersifat empiris, karena didasarkan pada pengamatan (observasi) terhadap kenyataan-kenyataan sosial, dan hasilnya tidak bersifat spekulatif.
2. Sosiologi bersifat teoritis, artinya sosiologi selalu berusaha untuk menyusun kesimpulan dari hasil-hasil observasi untuk menghasilkan teori keilmuan.
3. Sosiologi bersifat kumulatif, artinya teori-teori dalam sosiologi dibentuk atas dasar teori-teori yang sudah ada sebelumnya. Kemudian diperbaiki, diperluas serta diperdalam.
4. Sosiologi bersifat non-etis, artinya sosiologi tidak mempersoalkan baik buruknya fakta tetapi yang lebih penting adalah menjelaskan fakta tersebut secara analitis dan apa adanya
d. Objek Kajian Sosiologi
Hal-hal apa saja yang menjadi objek kajian Sosiologi? Untuk menjawab pertanyaan tersebut kita kembali pada pendapat-pendapat di bawah ini:
a) Emile Durkheim
Berpendapat bahwa Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari fakta sosial, yaitu cara bertidak, berfikir dan berperasaan yang berada di luar individu serta mempunyai kekuatan mengendalikan individu.
Contoh :
· Pembagian kerja masyarakat dalam wujud spesialisasi merupakan wujud dari fakta sosial
· Dalam proses pendidikan anak, ia diwajibkan makan, minum, tidur pada waktu-waktu tertentu, taat beribadah, menjaga kebersihan dan ketenangan, tenggang rasa terhadap orang lain, menghormati tradisi atau adat kebiasaan atau yang lainnya.
b) Max Weber
Menurut Max Weber Sosiologi adalah ilmu yang mempelajari tindakan sosial.
Suatu tindakan dapat disebut sebagai tindakan sosial apabila tindakan tersebut dilakukan dengan mempertimbangkan perilaku orang lain
Contoh :
§ Menyanyi di kamar mandi untuk menghibur diri sendiri tidak dianggap sebagai tindakan sosial tetapi menyayi di kamar mandi dengan maksud menarik perhatian orang lain dapat disebut tindakan sosial karena sudah berorientasi pada perilaku orang lain.
§ Bunuh diri yang terjadi karena tidak dapat lagi menahan penderitaan yang disebabkan suatu penyakit menahun atau karena gangguan jiwa bukan merupakan tindakan sosial tetapi bunuh diri untuk menghukum suami yang berselingkuh atau karena terdorong rasa malu setelah melakukan kesalahan-kesalahan merupakan tidakan social.
c) Peter L. Berger
Menurut Peter L. Berger Sosiologi bertujuan memahami masyarakat. Tujuan ini bersifat teoritis yaitu memahami semata-mata dengan mengikuti aturan-aturan ilmiahnya dan pembuktian secara ilmiah, oyektif, mengendalikan prasangka pribadi, mengamati secara jeli dengan menghindari penilaian normatif.
Dalam proses pengungkapan realitas sosial sosiolog harus bisa menyingkap berbagai tabir dan megungkapkan tiap helai tabir suatu realitas yang tidak terduga.
d) C. Wright Mills
C. Wright Mills berpendapat bahwa untuk dapat memahami apa yang terjadi di dunia maupun yang ada di dalam diri manusia maka kita memerlukan “Sociological Imagiation” (khayalan sosiologis). Dengan khayalan sosiologis itu maka kita dapat memahami sejarah masyarakat, riwayat hidup pribadi dan hubungan antara keduanya yang menjadi obyek pemahaman Sosiologi.
e) Soerjono Soekanto
Soerjono Soekanto berpendapat bahwa obyek pemahama Sosiologi adalah masyarakat yang dilihat dari sudut hubungan antara maunsia dan proses yang timbul dari hubungan manusia di dalam masyarakat.
Secara umum dapat disimpulkan bahwa obyek studi sosiologi adalah masyarakat, dengan menyoroti hubungan antar manusia dan proses sebab-akibat yang timbul dari hubungan tersebut.
Sosiologi juga dapat dikaji dengan perspektif lingkungan. Dalam perspektif tersebut, secara kolektif dapat dikategorikan dalam tiga tahapan studi sosiologi, yaitu sifat dasar dan perkembangan manusia, interaksi manusia dan hubungannya, serta penyesuaian secara bersama dengan lingkungan. Jadi, dalam sosiologi juga terdapat kajian tentang ekologi manusia.
e. Beberapa Cabang Sosiologi
1) Sosiologi Agama
2) Sosiologi Islam.
3) Sosiologi Industri
4) Sosiologi Kriminalitas
5) Sosiologi Korupsi
6) Sosiologi Organisasi
7) Sosiologi Perdesaan
8) Sosiologi Perkotaan
9) Sosiologi Hukum
10) Sosiologi Pendidikan
11) Sosiologi Politik
12) Sosiologi Keluarga
13) Sosiologi Ekonomi
14) Sosiologi Sastra
15) Sosiologi Kedokteran
16) Sosiologi Komunikasi
dan masih banyak cabang sosiologi lainnya.
f. Manfaat Mempelajari Sosiologi
Beberapa manfaat mempelajari sosiologi adalah :
1. Dengan mempelajari sosiologi, kita akan dapat melihat dengan lebih jelas siapa diri kita, baik sebagai pribadi maupun anggota kelompok atau masyarakat.
2. Sosiologi membantu untuk mampu mengkaji tempat kita dalam masyarakat. Selain itu, dapat melihat ”dunia” atau ”budaya” lain yang belum kita ketahui sebelumnya.
3. Dengan bantuan sosiologi, kita akan makin memahami pula norma, tradisi, keyakinan, dan nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat lain. Selain itu, kita mampu memahami perbedaan-perbedaan yang ada tanpa menjadikan alasan untuk timbulnya konflik di antara anggota masyarakat yang berbeda.
4. Sebagai generasi penerus, dengan mempelajari sosiologi kita akan lebih tanggap, kritis, dan rasional menghadapi gejala-gejala sosial masyarakat yang makin kompleks dewasa ini. Selain itu, kita akan mampu bersikap dan bertindak tepat dan akurat terhadap setiap situasi sosial yang kita hadapi sehari-hari.

0 Response to "SOSIOLOGI SEBAGAI ILMU YANG MENGKAJI HUBUNGAN MASYARAKAT DAN LINGKUNGAN"